Esaunggul.ac.id, Bertempat di tiga universitas di Indonesia, akademisi Indonesia – Malaysia kembali melakukan kegiatan pertukaran akademik. Para pembicara dari Malaysia terdiri dari pengajar Universitas Putra Malaysia (UPM) yaitu Assoc.Prof. Dr. Nurul Ain dan Assoc.Prof.Dr. Zulhamri Abdullah. Sedangkan pembicara dari Indonesia yaitu Erman Anom Ph.D, Muhammad Ruslan Ramli Ph.D, Dr. Devie Rahmawati, Youna Bachtiar.

Kedua dosen dari Malaysia berbagi pengetahuan dengan lebih dari 400 mahasiswa, lewat topik Crisis Communication : A Reflection of Pre & Post Pandemic era From Malaysia’s Perspective; The Importance of Public Relations for Asian Reputation; Effective Group Communication in The Workplace; Why Gossip Starts and Spreads like “ Wildfire” at Work.

“Setelah awal 2023 lalu, kami mengajar di Malaysia, maka kali ini perwakilan UPM Malaysia mengajar di kelas pacasarjana dan sarjana di Universitas Indonesia, Universitas Padjadjaran serta melakukan dialog akademik dengan para peneliti dan pengajar di Universitas Esa Unggul,” kata koordinator program pertukaran akademik, Devie Rahmawati.

Devie Rahmawati menuturkan, kegiatan ini akan terus dilaksanakan melalui program riset studi komparatif dua negara, kunjungan mahasiswa dan dosen, pengabdian masyarakar bersama, serta secara regular mengajar antar universitas.

Dia menambahkan Indonesia yang menjadi ketua ASEAN tahun 2023 ini, mengusung tema “ASEAN Matters: Epicentrum of Growth”, ingin memastikan ASEAN dapat menjadi kekuatan ekonomi yang berpengaruh bagi dunia.

Tujuan ini hanya akan tercapai melalui praktik komunikasi yang efektif di dalam dan antar negara Kawasan ASEAN.

Komunikasi menjadi strategis, karena tanpa komunikasi yang baik, maka masyarakat belum tentu percaya (trust) dan akhirnya mendukung berbagai kebijakan yang diambil pemimpin negara dan kawasan.

Berdasarkan hasil studi trust index dari Edelman selama 22 tahun misalnya, telah terjadi erosi kepercayaan terhadap pemerintahan dan media di 28 negara di dunia.

Sedangkan penelitian lain di Amerika Serikat menunjukkan bahwa kegagalan komunikasi menyebabkan hingga 400 ribu pasien meninggal dalam satu tahun.

“Inilah mengapa safari akademik pengajar Indonesia – Malaysia, membawa tema komunikasi,” ucap Devie Rahmawati yang juga pengajar tetap Vokasi Universitas Indonesia.