Dua Pembicara di Pekan Raya Jurnalistik

Esaunggul.ac.id, Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Jurnalistik universitas Esa Unggul menggelar acara seminar dan Workshop bertajuk “Fotografi antara Hobi dan Profesi di Era 4.0.” Acara ini merupakan bagian dari Pekan Raya Jurnalistik yang digelar sebagai salah satu agenda tahunan. Dalam seminar dan workshop tersebut dua pembicara yang berkompeten dihadirkan mereka adalah Fotografer Profesional, Darwis Triadi dan Arbain Rambey.

Fotografi itu melukis dengan Cahaya

Dalam materinya Darwis triadi mengatakan kunci dari setiap foto yang baik ialah dapat memanfaatkan cahaya. Cahaya menjadi hal vital dalam seni fotografi, jika cahaya yang didapatkan buruk maka hasil dari sebuah foto akan berpengaruh besar.

“Cahaya merupakan faktor penentu yang sangat penting bagi baik tidaknya sebuah Foto, selain itu kerjakanlah Profesi kalian dengan menggunakan hati bukan hanya otak. Karena di zaman digital ini, yang tidak tergantikan ialah pekerjaan yang hanya bisa dilakukan dengan kreativitas emosi dan perasaan,” ujarnya

Darwis Triadi

Bahkan, lanjut darwis memaksimalkan cahaya lebih penting ketimbang kecanggihan kamera yang digunakan. Karena menurutnya kamera hanya pendukung, namun kreativitas dan improvisasi pada orang yang berada di belakang kamera lebih penting. Tentunya harus mampu memaksimalkan cahaya.

Dirinya pun berharap, mahasiswa esa unggul dapat konsisten dalam mengejar passionnya terutama di bidang fotografi. Karena di era saat ini, profesi sebagai fotografer dapat menghasilkan dan menghidupi. Tentunya hal itu tidak didapatkan dengan mudah, harus melalui perjuangan serta jam terbang yang sangat banyak.

Jadi Jurnalis Foto Itu Berat

Arbain Rambey

Sementara itu, pembicara kedua yakni Arbain Rambey, menjadi seorang jurnalis apalagi jurnalis foto bukanlah pekerjaan yang muda. Terdapat sejumlah elemen yang harus dikuasai oleh seorang fotografer jurnalistik dalam melakukan pekerjaanya.

Pertama, seorang fotografer jurnalistik harus menguasai teknik fotografi, Arbain melanjutkan Teknik di sini ialah hal mendasar yang dimiliki oleh fotografer, bagaimana memainkan iso, mengubah shutter speed, teknik rule of Third dan teknik lainnya. Kedua, seorang fotografer jurnalistik harus dapat mengatur posisi. Ketiga harus menguasai komposisi foto dan Keempat harus menguasai momen.

Dari keempat elemen yang harus dikuasai oleh seorang fotografer Jurnalistik, elemen teknik merupkan hal yang paling mudah dimiliki karena dapat diajarkan. Sementara 3 elemen lainnya, seorang fotografer jurnalistik hanya dapat menguasainya lewat pengalaman dan jam terbang.

“Saya sarankan kalian tidak terpaku pada elemen teknik, karena teknik Fotografi dapat diajarkan dalam waktu singkat, jika kalian hanya berkutat pada teknik saja kalian akan tertinggal jauh untuk melakukan tiga elemen lainya. Jadi jam terbang itu sangat penting,” ucapnya.

Dirinya pun berpesan kepada mahasiswa Esa Unggul yang ingin berprofesi sebagai fotografer jurnalistik agar menjadikan profesi sebagai tempat mengabdi dan meningkatkan skill. Salah jika ingin terjun di dunia jurnalistik untuk mendapatkan uang. Karena profesi jurnalis merupakan profesi yang harus memiliki jiwa kuat, keteguhan hati serta kesabaraan.

“Kunci menjadi seorangt Fotografer di era saat ini ialah lakukanlah segala profesi kalian dengan keuletan dan kesabaran. Karena bertahan menjadi fotografer itu diperlukan mental yang sangat besar agar tidak mudah goyang dalam mengejar tujuan,” tutupnya.