Universitas Esa Unggul – Fakultas Ilmu Komunikasi (FIKOM) Universitas Esa Unggul (UEU) dan Fakultas Desain dan Ilmu Kreatif (FDIK) UEU berkolaborasi dengan ASIAN Southeast Digital Art Association (ASEDAS International) menyelenggarakan Hybrid seminar berjudul ‘The Adaptation of Artificial Intelligence in Communication and Design Science’.
Akademisi asal Malaysia Assoc. Prof. Ahmad Tarmizi mengungkapkan bahwa potensi ekonomi dari Artificial Intelligence (AI) atau kecerdasan artifisial di Asia Tenggara diprediksi mencapai US$0,9 triliun pada 2030.
Founder dan President ASEDAS International 2020-2024 itu menjelaskan bahwa potensi ekonomi dari AI pada Asia Tenggara setara dengan 10,4% dari Produk Domestik Bruto (PDB) wilayah tersebut.
“Di Asia Tenggara [potensi ekonomi dari AI] 10,4% di 2030, tapi saya pikir lebih besar dengan keadaan sekarang karena kebijakan baru dari Menteri Singapura. Mereka memberikan dana bantuan untuk pengembangan AI,” kata Tarmizi dalam Hybrid Seminar Fikom dan FDIK Universitas Esa Unggul berkolaborasi dengan ASEDAS di UEU Kebon Jeruk, Jakarta, Sabtu (3/8/2024).
Ia menyebut, atas kebijakan baru yang ditempuh pemerintah Singapura tersebut maka perkembangan Ai di wilayah Asia Tenggara diprediksi akan berkembang jauh lebih cepat dari proyeksi yang dikeluarkan oleh PwC tersebut.
“Diproyeksi bahwa pada 2025 video [AI generatif] baru keluar, tapi video-suara sudah keluar 2023 jadi pretty fast AI itu berkembang. Jadi sangat yakin [potensi ekonomi dari] AI itu lebih dari itu di Asia Tenggara,” tuturnya.
Sementara itu, Dekan FIKOM UEU, Erna Febriani membeberkan bahwa AI telah mengubah banyak aspek kehidupan, termasuk bidang ilmu komunikasi. Menurut dia, AI menawarkan berbagai alat dan teknologi yang dapat meningkatkan cara individu berkomunikasi, menganalisis data, dan menghasilkan konten.
Erna mengungkapkan bahwa penggunaan AI dalam lingkup Ilmu Komunikasi dapat membantu pembuatan konten otomatis berupa siaran pers otomatis, artikel dan blog, hingga postingan media sosial.
Tak hanya itu, AI juga dapat membantu menganalisis sentimen dan tren pada media sosial maupun media konvensional. Secara lebih terperinci, AI memungkinkan tim Public Relation (PR) suatu instansi maupun lembaga untuk segera menanggapi umpan balik baik yang negatif maupun positif.
Serta, membantu tim PR untuk merancang strategi komunikasi yang proaktif hingga simulasi krisis PR dan respon PR.”Adaptasi Ai dalam ilmu komunikasi menawarkan banyak manfaat seperti efisiensi, analis data yang mendalam, dan personalisasi konten,” tutur Erna dalam Hybrid Seminar itu.
“Namun, penting untuk mempertimbangkan tantangan dan implikasi etis yang menyertainya untuk memaksimalkan manfaat sambil meminimalkan risiko,” lanjut Erna.
Pada kesempatan itu, Dekan Fakultas Desain Ilmu Kreatif (FDIK) Karna Mustaqim menyatakan bahwa perkembangan AI masih dibayangi oleh sejumlah tantangan yakni terkait permasalahan etika. Pertama, terdapat bias dan masalah keadilan karena sistem AI membesarkan dan memperkuat bias yang timbul dalam data penelusuran.
Selanjutnya, transparansi dan akuntabilitas dari sistem AI turut menjadi perhatian. Sebab, sangat penting untuk memastikan bahwa sistem AI bersifat transparan dan terdapat akuntabilitas atas keputusan dan tindakan kecerdasan artifisial tersebut.
“Sejauh mana autentiknya, kalau AI nya sistemnya transparan misalnya saya bikin image dan dihaluskan, sumber-sumbernya itu masih bisa dideteksi, dikasih tau ini sumbernya. Tentang itu jadi persoalan-persoalan yang harus diatasi,” ujarnya.
Moderator Hybrid Seminar itu, Ikbal Rachmat yang merupakan dosen FIKOM UEU memberikan simpulan atas paparan yang disampaikan oleh Erna, yakni tidak terdapat sesuatu yang permanen kecuali perubahan. Begitu juga dengan perkembangan teknologi, AI berkembang sangat pesat dewasa ini.
“Dan yang terpenting bagaimana etika consideration dalam AI,” pungkas Ikbal.
Tentang FIKOM UEU dan FDIK UEU berkolaborasi dengan ASEDAS Internasional: ‘The Adaptation of Artificial Intelligence in Communication and Design Science’:
Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Esa Unggul berkolaborasi dengan ASEDAS, yang sebelumnya dikenal sebagai ASEAN Digital Art Society menggelar Hybrid Seminar yang diselenggarakan oleh Prunggu Fest — Public Relation Esa Unggul.
Mengikuti kesuksesannya, ASEDAS berkolaborasi dengan Universitas Esa Unggul. Bersama-sama, mereka mengadakan Hybrid Seminar ‘The Adaptation of Artificial Intelligence in Communication and Design Science’.
Acara ini melibatkan Fakultas Ilmu Komunikasi (FIKOM) dan Fakultas Desain dan Industri Kreatif (FDIK) Universitas Esa Unggul, yang bertujuan untuk memperdalam pemahaman mahasiswa mengenai peran AI dalam bidang komunikasi dan desain.
Hybrid Seminar dengan tema ‘The Adaptation of Artificial Intelligence in Communication and Design Science’ dipilih untuk membantu memahami pentingnya AI dalam kedua bidang tersebut. Di era digital saat ini, perubahan terjadi dengan sangat cepat, dan inovasi dalam komunikasi teknologi, arus informasi, dan perkembangan AI dapat mempengaruhi cara kita berkomunikasi dan mendesain.
Baca Juga : Universitas Esa Unggul
Kunjungi Juga : Universitas Esa Unggul Universitas Esa Unggul Kampus Bekasi Universitas Esa Unggul Kampus Tangerang