Universitas Esa Unggul – Erman Anom (Dosen Fikom Universitas Esa Unggul, Prof. Asia University Malaysia & Dewan Redaksi Cakra Banten)
“Dulu kita mengirimkan guru dan dosen ke Malaysia, namun sekarang kita yang belajar ke Malaysia.”
Secara umum, kampus-kampus malaysia mengadopsi kurikulum UK dalam implementasi pembelajaran mereka. Disebabkan aspek historis juga yang mana mereka pernah dijajah oleh Inggris. Namun begitu, dibandingkan negara lain di Asia, perkembangan pendidikan tinggi di Malaysia terbilang cukup pesat. Terbukti dahulu di tahun 80-an, Universitas di Malaysia baru memulai eranya dengan memanggil ilmuwan-ilmuwan ternama untuk membangun kampus mereka, salah satunya Indonesia.
Berkaitan Indonesia, dahulu, dosen-dosen Institut Teknologi Bandung (ITB) datang dan membina di Universiti Teknologi Malaysia (UTM) dan dosen-dosen Indonesia yang lain juga mengajar di UKM karena waktu itu UKM, UTM masih kekurangan tenaga pengajar. Calon-calon dosen lokal, mereka sekolahkan setinggi-tingginya di Amerika, Australia dan Inggris agar ketika selesai, bisa terserap dengan baik dan mengisi kekosongan tenaga pendidik di kampus mereka. Sehingga dahulu kita sering dengar dari orang tua kita, bahwa dahulu kita mengirimkan guru dan dosen ke Malaysia, namun sekarang kita yang belajar ke Malaysia.
Sebenarnya, waktu itu, mereka tengah kekosongan tenaga pendidik disebabkan perginya insan-insan muda mereka menuntut ilmu sehingga dipanggillah guru dan dosen dari Indonesia untuk mengisi kekosongan tersebut. Walhasil, hari ini tenaga muda mereka telah selesai dan siap mengisi ke kosongan itu.
Kembali lagi tentang perkuliahan dan serba-serbi di Malaysia. Malaysia merupakan negara yang cukup murah untuk melanjutkan studi, berdasarkan penuturan mahasiswa asing dari Afrika dan Timur Tengah. Mereka mengatakan bahwa Malaysia merupakan negara yang biaya pendidikannya lumayan murah dan biaya hidupnya terjangkau. Bahkan salah satu mahasiswa Iran mengatakan, biaya studi dan hidup di Malaysia jauh lebih murah dibandingkan hidup di Iran itu sendiri. Belum lagi gaji yang bekerja di Malaysia kisaran antara RM 1500 – RM 7000 perbulan. Gaji dosen muda saja disini mulai dari RM 6500 atau setara dengan 21 juta rupiah, dengan biaya hidup yang kurang lebih sama dengan di Indonesia.
Memang, kalau kita lihat dari concern kebijakan kerajaan dan Sultan di Malaysia adalah memprioritaskan pendidikan dan kesejahteraan tenaga pendidik. Bahkan pendidikan adalah prioritas nomor satu dibandingkan kedokteran. Karena mereka menyadari bahwa pendidikan bukan sekedar slogan jualan politik semata, namun lebih ke esensi dari pendidikan itu sendiri, agar menciptakan manusia yang unggul.
Saya sarankan, jangan gengsi belajar ke negara tetangga seperti Malaysia dan Singapura, agar kita bisa mengambil pelajaran dari titik balik kebangkitan pendidikan mereka sehingga selalu berada pada posisi tengah ke atas TIMSS dan PISA.
Pemerintah Indonesia saat ini sangat menekankan pentingnya publikasi internasional Scopus. Perlu ketahui, Malaysia sejak 10 tahun lalu telah menjadikan Scopus sebagai acuan dalam kredibilitas publikasi, disamping pro dan kontranya. Hari ini, Malaysia sudah tidak lagi melirik Scopus sebagai hal yang prestige namun sudah beralih ke Web of Science sebagai pengindeks top dengan Impact Factor. Selalu melangkah lebih terdepan dari bangsa kita, dan bukan hanya membuat kebijakan tersebut, namun juga memfasilitasi dan menyediakan keperluan para dosen dan peneliti agar mudah dan sampai pada objektif kerajaannya. Bukan hanya menuntut untuk mencapai tujuan tersebut tanpa menyediakan sarana dalam mencapai tujuan tersebut.
Berkaitan pembimbingan di kampus Malaysia dalam hal ini Universitas Kebangsaan Malaysia tempat saya belajar para dosen sangat bagus dengan anak bimbingannya, bahkan di sela-sela pembimbingan, selepas bimbingan langsung terus dibawa ke cafe untuk berbincang lepas sambil santap siang. Ketika atur jadwal ketemuan pembimbingan, mereka sangat mudah berkomunikasi via sms dan langsung menetapkan jadwal pembimbingan, tanpa perlu menunggu-nunggu kedatangan dosen yang tidak jelas kapan datangnya ke ruangannya.
Menurut saya ini adalah tingkah laku yang perlu dicontoh oleh para dosen di Indonesia. Bahwasanya waktu mahasiswa dan dosen itu sangatlah berharga sehingga alangkah eloknya jika pembimbingan langsung menetapkan jadwal ketemuan saja dan on time dalam pertemuan tersebut.
Oh iya, jangan lupa, pembimbingan di sini sangat dalam dan detail . Semua hal mulai dari kerangka berpikir sampai hal-hal yang kecil akan dikoreksi dan dibetulkan. Mungkin bagi kita yang belum terbiasa, menganggap sepele hal-hal koreksian tersebut seperti titik dan koma, pemilihan kata yang diterima secara akademis, typo atau salah ketik, dan sebagainya.
Namun percayalah, dari situ kita belajar bahwa tidak ada yang sepele dalam hidup ini. Bukankah menyingkirkan sesuatu yang menganggu dijalanan agar tidak mengganggu orang lain kelihatannya sepele namun punya dampak ganjaran yang luar biasa?
Lunch bersama main-supervisor, setelah pembimbingan. Selain itu, kebiasaan masayarakat kampus dan luar kampus Malaysia juga sangat dermawan. Terbukti setiap jumat dan hari-hari tertentu ada program derma atau sedekah makanan untuk mahasiswa. Mahasiswa bisa setiap hari mendapat makanan yang sehat tanpa lagi terbebani masalah biaya makanan. Namun begitu, jika kita memperhatikan, khususnya di Bangi, harga satu porsi makanan for students. Bagi yang sering kelaparan tengah malam tak perlu cemas, tersedia kedai ‘Mamak’, kedai makanan muslim India, yang buka 23 jam. Kok 23 jam? Katanya 1 jamnya dipakai bersih-bersih, unik ya.
Kuliah di Malaysia kita dapat pengalaman bagamaian menerapkan disiplin dan kejujuran. Pembimbing selalu mengajarkan pada kita kesabaran dan kejujuran untuk hal hal yang kita tulis dalam disertasi doktor. Hal hal yang benar dan selalu ada referensinya secara detail harus kita tulis secara jelas. Pada prinsipnya pembimbing mewanti wanti pada kita metode penelitian dan hal yang penting ada dalam penelitian adalah epistemology, ontology dan metodelogi mengenai hasil penelitian yang lebih tahu adalah mahasiswa sendiri karena mahasiswa yang lebih tahu data penelitian.
Karena disiplin dan kejujuran yang ditanamkan pada kita mahasiswa sehingga kita terbentuk karakter yang jujur dan disiplin. Maka tumbuh dalam diri semangat dan motivasi tinggi menjadi ahli akademik dan ilmuan. Sehingga sangat berguna bagi kita menjadi ahli akademik yang hebat, dan memudahkan kita dalam karir sebagai dosen begitu mudah dan sudah biasa dalam membuat karya tulis ilmiah sehingga memudahkan saya mencapai gelar akademik yang paling tinggi dan mendapat jabatan menjadi dekan.
Selepas menempuh Ph.D di UKM saya dilantik pada tahun 2008 menjadi Assoc. Professor di Fakultas Ilmu Komunikasi dan pada tahun 2016 Universitas Esa Unggul melantik saya menjadi Professor Ilmu Komunukasi pada Fakulti Ilmu Komunikasi Universitas Esa Unggul. Pada tahun 2017 diberikan jabatan Ketua Program Pascasarjana Iilmu Komunikasi dan pada tahun 2020 diberikan jabatan menjadi Dekan Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Esa Unggul dan pada tahun yang sama 2020 saya dilantik juga menjadi tenaga ahli pada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI.
Semua ini bisa diraih salah satunya karena disiplin dalam belajar dan disiplin dan kejujuran yang diajarkan oleh pembimbing. Terutama dalam belajar di UKM sehingga melahirkan motivasi dan etos kerja yang baik bagi saya. Akhirnya memberi kemudahan dalam membuat penelitian dan mempublikasikan karya-karya di jurnal nasional dan international, dengan karya karya tulis saya ini yang dapat menghartarkan saya posisi pekerjaan saya sekarang ini.
Sebagai pensyarah dengan berbekal Ph.D dari Universiti Kebangsaan Malaysia, melaju karir mencapai taraf Professor Madya dan Profesor dengan dilantik oleh Universitas Esa Unggul pada tahun 2016. Sekarang menjadi Dekan Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Esa Unggul. Selain menjadi pensyarah saya juga menjadi pakar ruding di Kementerian Pendidikan Kebudayaan RI, Kementerian dalam Negeri RI dan Pemda Kabupaten Tangerang dan Menjadi Tim Pakar Dewan Pengupahan Kabutaten Tangerang.
Baca Juga : Universitas Esa Unggul
Kunjungi Juga : Universitas Esa Unggul Universitas Esa Unggul Kampus Bekasi Universitas Esa Unggul Kampus Tangerang