Poster Pemutaran Film Tuwaga di Ajang Festival Film Internasional Bali

Esaunggul.ac.id, Tuwaga film karya dari mahasiswa Esa Unggul berhasil masuk ke jajaran Film terbaik di ajang Bali Internasional Short Film Festival yang diselenggarakan pada 6-13 Oktober lalu. Sutradara Film Tuwaga, Ibnu Haris mengatakan dalam festival Film Internasional tersebut Karyanya miliknya masuk dalam kategori official selection International Program ”Light Fear and Fun”.

“Tuwaga dalam Festival ini berhasil masuk salah satu kategori bergengsi yakni official selection International Program ”Light Fear and Fun” , kategori ini memutarkan sembilan film terpilih dari sejumlah negara diantaranya Ready For A Baby dari Austarlia, Wordplay dari Amerika Serikat, Hands Free United Kingdom dan Film-film lainya dari sejumlah negara seperti Perancis dan Inggris,” terang Ibnu di Esa Unggul beberapa waktu yang lalu.

Sutradara Film Tuwaga Ibnu Hasan

Ibnu menambahkan yang membanggakan, Tuwaga menjadi satu-satunya film dari Indonesia yang masuk dalam kategori tersebut. Kebanggan yang dirasakan oleh Ibnu sebagai sutradara dikarenakan Tuwaga berhasil masuk ke Festival Bali International Short Film, karena festival ini melibatkan 215 short film, berasal dari 60 negara serta diikuti oleh 40 filmmakers/producers dari seluruh dunia hadir dalam festival ini.

“Suatu kebangaan bisa berpartisipasi menjadi bagian dari Festival Internasional Film Pendek di Bali, karena diikuti oleh sejumlah Film maker dari berbagai belahan dunia. Bahkan film kita ditayangkan bersama 215 Film pendek dari 11 negara,” ujar Ibnu.

Ibnu melanjutkan Tuwaga merupakan sebuah Film bergenre Horor, film Tuwaga bercerita tentang tokoh sanny yang diculik nyai nyumput saat bermain petak umpat bersama temannya ketika menjelang maghrib. Penokohan Nyai Nyumput sendiri di Film ini ialah seorang nenek yang hidup pada tahun 1850, konon dahulunya Nyai Nyumput menghilang saat menjelang maghrib ketika bersembunyi dari kejaran tentara belanda yang menculik cucu-cucunya.

bnu pun menambahkan Tuwaga sendiri diambil dari hitungan yang biasa di gunakan ketika bermain petak umpet.” Nama Tuwaga itu asalnya kita ambil dari hitungan petak Umpet, orang indonesia gemar menghitung dengan menyebutkan kalimat akhirnya saja seperti satu, dua, tiga menjadi tu,wa,ga.” ujar Ibnu di Universitas Esa Unggul beberapa waktu lalu.

Dirinya pun menjelaskan Pengerjaan dari Film ini sendiri menghabiskan waktu hingga satu minggu, mulai dari Pra Produksi hingga pasca produksi. Selain dikerjakan oleh empat temannya yang berasal dari DKV dan Broadcasting, dalam produksi ini juga dibantu oleh 10 crew.

Ibnu pun berharap dengan keberhasilan Tuwaga mengikuti ajang Festival Film, dapat meningkatkan karya yang lebih baik bersama teman-temannya. “Keberhasilan Film Tuwaga ini merupakan pelecut semangat bagi kami mahasiswa Esa Unggul untuk kembali memproduksi film yang berkulitas, sehingga memberikan tontonan yang positif kepada masyarakat, selain itu ini merupakan pengalaman berharga bagi kami kedepannya,” tutup Ibnu.

Minikino Film Week (MFW) adalah Festival Film Pendek Internasional di Bali, Indonesia, dimulai tahun 2015 dan menjadi acara tahunan. Minikino Film sendiri merupakan Sebuah Festival Film Pendek yang unik dan dirancang sebagai Festival Film Pendek Internasional yang masuk ke dalam keseharian masyarakat, dimana layar-layar film dikembangkan untuk memberi kesempatan semua orang untuk mengalami kembali suasana menonton film bersama, membangun ruang bertemu untuk membicarakan pengalamannya kembali, dan untuk bersikap lebih kritis terhadap apa yang baru saja mereka tonton. Tahun ini minikno melibatkan 10 venues, 92 Screening Film dan 12 acara talks serta workshop sebagai pelengkap.

Berikut nama-nama mahasiswa yang terlibat dalam pembuatan Film Tuwaga:

1. Ahmad fazri- 20161002035- Jurusan desain komunikasi visual

2. Lisa Aprilia Victory – 20180508048-Jurusan broadcast

3.Muhammad iqbal – 20161002038 (Jurusan desain komunikasi visual)

4.Ibnu Hasan – 201525074 (Jurusan desain komunikasi visual)

5. Andre – 20161002045 (Jurusan desain komunikasi visual).